sahabat dekat hanya mitos, mereka hanya menyakitiku, hanya berpura-pura manis padaku. yang nyata keberadaannya hanyalah sahabat yang sesekali bertemu dan saling memeluk, yang saling mengurusi hidupnya masing-masing dan sesekali menanyakan kabar sambil memberi semangat satu sama lain secara langsung ataupun melalui ponsel.
atau,
yang ada hanya teman tertawa dan cerita, walau banyak waktu dihabiskan bersama, cerita yang mereka tahu tentangku hanya sekedarnya saja. yang hanya menanyakan kabar saat perlu teman bicara apabila sedang jauh, dan saling meminta bantuan ketika terdesak.
lalu,
kekasih, sahabat yang ku ijinkan berada selalu didekatku, mengetahui semua cerita tentang ku, memiliki seluruh waktu, tenaga, dan pikiranku, dan orang pertama yang kumintai solusi atas masalahku. yang terbiasa membuatku menangis lalu membuatku melupakan tangisan itu dengan mudahnya.
tapi pada akhirnya,
kita hanya bisa mengandalkan diri sendiri. bukan sahabat atau teman ataupun kekasih. mereka pun punya kehidupan masing-masing. punya masalah masing-masing. punya pemikiran masing-masing, yang takkan mungkin kita paksakan untuk selalu mendengarkan keluhan, masalah dan cerita kita. itulah kenyataan hidup ini. pahit, tapi itulah hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar